Selasa, 06 Agustus 2013

Cara Membuat Halaman di Google+

Facebook telah sukses membuat halaman page selain halaman profil. Google+ tak mau kalah, sekarang telah tersedia halaman page di dalam google+ yang khusus untuk mempromosikan web, merk, bisnis dll. Ini tentu akan membuat saluran trafik menjadi lebih banyak dan tentu saja membuat Boom trafik. Caranya pun hampir sama dengan page pada Facebook, jadi kalian yang pernah membuat page pada Facebook tidak akan kesulitan dalam membuat page pada Google+

Kelebihan page pada Google+ adalah page pada Google+ akan terintegrasi dengan mesin pencari Google, cukup memberi tanda (+) sebelum kata kunci maka secara otomatis Google akan melakukan pencarian yang berhubungan dengan page pada G+, semakin populer page kalian pada G+ maka artikel2 kalian akan semakin mudah di cari oleh Google Search Engine, dan BOOM Trafik dipastikan akan terjadi.




Tutorial Cara Membuat Halaman di Google+


Prosesnya gak ribet dan sangat sederhana yang penting anda sudah terdaftar disana.

1. Langsung tuju ke halaman ini https://plus.google.com/pages/create

2. Pilih halaman yang ingin anda buat, Saya sendiri memilih tab (Lainnya) atau anda bisa memilih halaman tertentu misalkan blog atau website jadi terserah saja.

3. Silahkan masukan judul halaman dengan alamat blog yang ingin dipromosikan. Jangan lupa beri tanda centang bahwa anda setuju dan tekan tombol (Buat).



4. Masukan slogan halaman minimal 10 kata dan tambahkan photo biar manis.



5. Selesai, tinggal di promosikan saja linknya :).














21.44

5 Negara Maju Yang Tidak Ada Ujian Akhir Nasional

Setiap tahunnya di Indonesia pada sibuk Ujian Nasional apalagi bentar lagi gan UN 2013 dengan 20 paket soal (mungkin kalo gak ribet yang buat soal ). Untuk Apakah Ujian Nasional Sebetulnya? Apakah UN mutlak diperlukan? Berikut negara – negara maju yang ternyata tidak menerapkan ujian nasional pada sistem pendidikannya…

1. Finlandia 

sukague.com
Finlandia sebagai negara dengan system pendidikan termaju di dunia tidak mengenal yang namanya Ujian Nasional. Evaluasi mutu pendidikan sepenuhnya dipercayakan kepada para guru sehingga negara berkewajiban melatih dan mendidik guru guru agar bisa melaksanakan evaluasi yang berkualitas. Setiap akhir semester siswa menerima laporan pendidikan berdasarkan evaluasi yang sifatnya personal dengan tidak membandingkan atau melabel para siswa dengan peringkat juara seperti yang telah menjadi tradisi pendidikan kita. Mereka sangat meyakini bahwa setiap individu adalah unik dan memiliki kemampuan yang berbeda beda.
Di Finlandia profesi guru adalah profesi yang paling terhormat. Dokter justru berada dibawah peringkat guru.

2. Amerika Serikat
sukague.com
Amerika yang terdiri dari banyak negara bagian ternyata tidak pernah menyelenggarakan UN atau ujian negara secara nasional.
Walaupun ada ujian yang diselenggarakan oleh masing-masing state (negara bagian), namun tidak semua sekolah diwajibkan mengikuti ujian negara bagian. Tiap negara bagian juga mempunyai materi ujian-masing masing.
Sekolah-sekolah tetap boleh menyelenggarakan ujian sendiri dan menentukan kelulusannya sendiri..
Semua lulusan, baik lulusan yang disenggarakan oleh sekolahnya sendiri atau lulus ujian yang diselenggarakan negara bagian, tetap boleh mengikuti ujian mauk ke college ataupun universitas asal memenuhi persyaratan dan lulus tes masuk.
Logika pendidikan yang digunakan yaitu: Kualitas pendidikan ditentukan oleh individu masing-masing kelulusan. Walaupun Si A lulusan dari SMA pinggiran yang tidak terkenal, kalau dia lulus tes masuk ke Universitas Harvard, maka diapun akan diterima di universitas tersebut.Jadi masalah kualitas ditentukan oleh individu (individual quality).

Pakar pendidikan dari Columbia University, Linda Hammond (1994)
Berpendapat bahwa nasionalisasi ujian sekolah tidak bisa memberi kreativitas guru. Sekolah tidak bisa menciptakan strategi belajar sesuai dengan perbedaan kondisi sosial, ekonomi, budaya, serta kemajuan teknologi. Sistem pendidikan top down oriented, tak bisa menjawab masalah yang ada di daerah-daerah berbeda.

3 Jerman

sukague.com
Jerman tidak mengenal ujian nasional. Kebijaksanaan yang diutamakan adalah membantu setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal, yaitu dengan:

1. menyediakan guru yang profesional, yang seluruh waktunya dicurahkan untuk menjadi
pendidik;
2. menyediakan fasilitas sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan penuh kegembiraan dengan fasilitas olahraga dan ruang bermain yang memadai dan ruang kerja guru;
3. menyediakan media pembelajaran yang kaya, yang memungkinkan peserta didik dapat secara terus-menerus belajar melalui membaca buku wajib, buku rujukan, dan buku bacaan, (termasuk novel), serta kelengkapan laboratorium dan perpustakaan yang memungkinkan peserta didik belajar sampai tingkatan menikmati belajar;
4. evaluasi yang terus-menerus, komprehensif dan obyektif.

Melalui model pembelajaran yang seperti inilah, yaitu peserta didik setiap saat dinilai tingkah lakunya,
kesungguhan belajarnya, hasil belajarnya, kemampuan intelektual, partisipasinya dalam belajar yang menjadikan sekolah di Jerman mampu menghasilkan rakyat yang beretos kerja tinggi, peduli mutu, dan gemar belajar.

Mereka setiap hari belajar selalu mendapat tugas dari semua mata pelajaran yang proses maupun hasilnya dinilai dan nilai-nilai ini memengaruhi nilai akhir semester dan seterusnya.


4. Kanada
sukague.com
Di Kanada tidak ada Ujian Nasional karena dianggap tak bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di negara itu. Untuk kontrol kualitas di Kanada terdapat penjaminan mutu pendidikan yang kontrolnya sangat kuat. Lembaga penjamin mutu ini benar-benar bekerja secara ketat dari pendidikan dasar hingga menengah. Sehinga murid yang akan masuk ke perguruan tinggi cukup dengan rapor terakhir.
Di Kanada, perguruan tinggi tidak sulit lagi untuk menerima murid darimana pun sekolahnya. Karena standar sekolah di sana sudah sesuai dengan standar perguruan tinggi yang akan dimasuki setiap lulusan sekolah.

Kebalikan dengan di Indonesia, perguruan tinggi banyak yang tidak percaya dengan lulusan sekolah menengah. Saling tidak percaya standar ini yang menyebabkan pemborosan keuangan negara karena harus menyelenggarakan UN dan ujian mandiri.

5. Australia
sukague.com
Di Negara Australia ini, ujian nasional tidak dilaksanakan bahkan tidak dikenal sama sekali, melainkan ujian state. Ujian ini tidak menentukan lulus tidaknya para peserta didik, namun untuk menentukan kemana siswa tersebut akan melanjutkan pendidikan. Berapapun nilai yang didapatkan oleh siswa dari ujian tersebut tetap dinyatakan lulus. Nilai nol pun tetap dinyatakan lulus, namun kelulusan tersebut tidak ada gunanya. Berarti siswa tersebut akan sangat sulit untuk melanjutkan pendidikannya.
05.16

Analisa 1 Syawal 1434 H

Ramadhan 1434 H kali ini memang terasa begitu berbeda denngan Ramadhan-Ramadhan yang lain, khususnya bagi penulis, walau sejatinya memang setiap Ramdhan memang selalu berbeda. Ramadhan 1434 H pun terbilang unik dan sedikit menjadi polemik, dimana untuk memulainya terdapat perbedaan, yaitu bagi yang memulai 1 Ramadhan 1434 H pada hari Selasa tanggal 9 Juli 2013 M dan pada hari Rabu tanggall 10 Juli 2013 M.

Menurut penulis, bagi yang memulai 1 Ramadhan-nya 9 Juli 2013 M yaitu Muhammadiyah dan lainnya, sedangkan bagi yang memulai 1 Ramadhan-nya 10 Juli 2013 M harus sepakat untuk mengisi bulan Ramadhan kali ini agar lebih berkualitas bagi keimanan dan menuju kepada Ketaqwaan yang paripurna dan istiqomah. Jika dahulu Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, terlepas dari keistimewaanya, juga merupakan manusia seperti manusia-manusia saat ini, maka tentu manusia-manusia saat inipun mampu menggapai hikmah seoptimal mungkin yang berada pada bulan Ramadhan. Walaupun dinamika diskusi terkait perbedaan penentuan 1 Ramadhan 1434 H memang hangat di berbagai media. Namun sangat di sayangkan, ketika penulis mengikuti suatu acara talkshow menjelang sidang itsbat pada 07 Juli 2013 M, pejabat sekelas Wakil Menteri Agama memberikan paparan yang tidak berdasar atas Muhammadiyah terkait sidang itsbat dan parameter (kriteria) yang berkembang di Indonesia.

Analisa 1 Syawal 1434 H yang tentunya juga di nantikan oleh umat Islam yang akan menjalani ibadah shaum selama satu bulan. Disini penulis akan bebricara dalam perspektif 3 kriteria yaitu : Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal (WH), Kriteria Imkanur Rukyat (IR) 2-3-8, dan Kriteria Imkanur Rukyat (IR) 4-6,4. Sekali lagi perlu diingat, kriteria hisab hakiki Wujudul Hilal (WH) di gunakan oleh Muhammadiyah, sedangkan kriteria Imkanur Rukyat (IR) 2-3-8 dipegang oleh negara-negara yang tergabung dalam MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Sinngapura). Namun ada yang menarik, jika kriteria 2-3-8 yang dipegang MABIMS itu memiliki arti bahwa ketika saat ijtimak, jika salah satu dari 3 kriteria itu sudah terpenuhi maka sudah memenuhi kriteria IR 2-3-8 MABIMS, namun kriteria IR 2-3-8 yang dipegang oleh Pemerintah Indonesia (Kemenag RI) sedikit berbeda, yaitu kriteria IR 2-3-8 sudah memenuhi syarat jika ke-3 syarat diatas sudah sudah terpenuhi. Itu terjadi ketika ada perbedaan jatuhnya Idul Fitri pada 2011, dimana pemerintah Indonesia berbeda dengan negara-negara MABIMS lainnya. Dan untuk kriteria Imkanur Rukyat 4-6,4 yang sejatinya merupakan kriteria IR yang di usulkan oleh Prof. Thomas Djamaludin dari LAPAN yang kini kriteria tersebut di gunakan oleh PERSIS (Peratuan Islam)

Berikut penulis kembali ketengahkan kriteria-kriteria yang akan dibahas :
1. Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal (WH)
Kriteria hisab hakiki Wujudul Hilal (WH), dalam menentukan suatu kondisi telah masuk bulan baru memiliki 3 syarat, yaitu :
1) Telah terjadi ijtimak,
2) Ijtimak terjadi sebelum Matahari terbenam,
3) Saat Matahari terbenam, piringan atas Bulan masih berada di atas ufuk

2. Imkanur Rukyat (2-3-8) MABIMS
Untuk memasuki bulan baru ketika terjadi ijtimak, kriteria Imkanur Rukyat (IR) 2-3-8 ini memiliki syarat :
1) ketinggian minimal 2 derajat,
2) jarak bulan-matahari minimal 3 derajat, dan
3) umur bulan minimal 8 jam

3. Kriteria Imkanur Rukyat 4-6,4
Untuk memasuki bulan baru, pada saat hari ijtimak, berdasarkan kriteria ini, akan memasuki bulan baru jika :
1) Jarak Bulan-Matahari >6,40
2) Beda tinggi Bulan-Matahari > 40.
Untuk kriteria Imkanur Rukyat (IR) 4-6,4 yang digunakan Persatuan Islam (PERSIS) berikut penjelasannya :
Berdasarkan Keputusan Bersama Dewan Hisab Dan Rukyat Dan Dewan Hisbah Nomor: 005/Pp-C.1/A.3/2012 Nomor: 019/Pp-C.1/A.2/2012 Tentang Kriteria Imkanur Rukyah Persis yang memutuskan bahwa:

Pertama :
Kriteria Imkanur Rukyah harus didasarkan pada prinsip visibilitas hilal yang ilmiah, teruji dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kedua :
Kriteria Imkanur Rukyah yang dimaksud poin (1) pada saat ini adalah jika posisi bulan pada waktu ghurub (terbenam matahari) di salah satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia :
- Beda tinggi antara bulan dan matahari minimal 4 derajat, dan
- Jarak busur antara bulan dan matahari minimal sebesar 6.4 derajat

Simulasi Bulan 7 Agustus 2013 saat ghurub dengan Aplikasi Stellarium










Simulasi Bulan pada 7 Agustus 2013 dengan aplikasi Starry Night Backyard saat ghurub










Data pada tanggal 07 Julli 2013 M berdasar aplikasi Mawaaqit 2001, yaitu :
Waktu Ijtimak : 04:51
Matahari Terbenam : 55:07
Azimut : 286* 18’ 21,6”
Bulan Terbenam : 18:12:27
Azimut : 279* 45’ 51,8”
Saat Matahari Terbenam :
- Umur Bulan : 13,07 Jam
- Fase Pencahayaan : 0,47 %
- Tinggi Dari Horizon : 3* 30’ 11,7”
- Azimut : 280* 17’ 5,7”
- Bright Limb : 326* 57’ 32,7”
- Elongasi : 7* 51’ 28,0”
Maka, untuk data astronomis pada tanggal 7 Juli 2013 (saat ijtimak), dapat disimpulkan bahwa :

1) Menurut Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal :

Ijtimak telah terjadi pada 7 Agustus 2013 M Pkl. 04:51 WIB, dan waktu matahari terbenam pada Pkl. 17:55:07 WIB, dan Bulan terbenam pada Pkl. 18:12:27 WIB, tinggi hilal dari horzon 3* 30’ 11,7” (sudah positif). Maka ketiga kriteria Wujudul Hilal sudah terpenuhi, sehingga 1 Syawwal 1434 H jatuh sejak Pkl. 17:55:07 tanggal 7 Agustus 2013 M, dan telah masuk Idul Fitri pada 8 Agustus 2013 M.

2) Menurut Kriteria Imkanur Rkyat 2-3-8 (MABIMS) :

Ijtimak telah terjadi pada 7 Agustus 2013 M Pkl. 04:51 WIB, dan waktu matahari terbenam pada Pkl. 17:55:07 WIB, dan Bulan terbenam pada Pkl. 18:12:27 WIB, tinggi hilal dari horzon 3* 30’ 11,7” (< 2*) dimana umur bulan 13,07 Jam dan sudut elongasi 7* 51’ 28,0”. Maka 1 Syawwal 1434 H akan masuk sejak matahari terbenam Pkl. 17:55:07 tanggal 7 Agustus 2013 M, dan telah masuk Idul Fitri pada 8 Agustus 2013 M.

3) Menurut Kriteria Imkanur Rukyat 4-6,4 (PERSIS) :

Mengingat Persatuan Islam (PERSIS) menggunakan aplikasi Accurate Time dalam menghitung, maka ; Ijtimak telah terjadi pada 7 Agustus 2013 M Pkl. 04:51 WIB, dan waktu matahari terbenam pada Pkl. 17:55:07 WIB, dan Bulan terbenam pada Pkl. 18:12:27 WIB, Beda tinggi antara bulan dan matahari (T. Relative Altitude) 04* 11' 04" (Idul Fitri pada 8 Agustus 2013 M.)

Untuk Idul Fitri 1434 H Insyaallah pada ketiga kriteria tersebut jatuh pada hari yang sama, yaitu Kamis tanggal 8 Agustus 2013 M. Namun tentu, kita tidak harus terburu-buru untuk lebih sibuk menghadapi Idul Fitri, ibadah shaum Ramadhan yang kita jalankan harus lebih optimal lagi guna meningkatnya iman dan derajat taqwa benar-benar kita raih.


SUMBER















04.58

Saat Polisi Indonesia Beraksi Narsis, Gokil, dan Unyu!

Sosok polisi memang dianggap sebaai penjaga keamanan dan acap kali selalu terlihat serius lantaran pekerjaan mereka. Namun polisi juga manusia, punya rasa dan punya hati yang membuat mereka ingin tampil apa adanya pula.

Karena hal demikian itulah, banyak polisi yang ingin tampak terlihat seperti orang-orang pada umumnya dengan beraksi foto narsis memperlihatkan gaya yang lucu, gokil, dan konyol.



1. Polisi Boleh Manja Dong!




Polisi adalah sosok yang garang? Mungkin betul. Sebagai sosok pengayom, banyak orang berpikir bahwa polisi bisa melakukan apapun. Tapi tunggu dulu, meski bisa melakukan apapun mereka juga senang jika ada perempuan yang memakaikan masker di wajahnya. Tanda sikap manja? Yah sekali-kali boleh lah.


2. Aksi Alay dan Unyu



Apakah aksi berfoto alay bin narsis adalah monopoli anak-anak remaja? Tidak. Bahkan para polisi juga memiliki hak bersikap seperti itu. Mereka juga bisa beraksi unyu yang meski terkesan terpaksa, boleh lah mendapatkan apresiasi.

3. Sayang Perempuan




Saat mengamankan sebuah demonstrasi, kerap kali kamu melihat polisi membawa tameng seperti plastik kuat bertuliskan POLISI. Namun tidak dengan pria polisi ini, dia justru membawa tameng bertuliskan LILIS. Kira-kira LILIS itu siapa ya? Apakah sosok perempuan yang dia sukai? 


4. Wajib Dandan







Menjadi seorang Polwan membuat perempuan harus bekerja di medan yang keras. Namun yang namanya perempuan, mereka juga ingin selalu terlihat cantik. Bagaimana caranya? Tetap berdandan di manapun ada kesempatan, termasuk di sebuah warung makan.



5. Ingin Berfoto Mesra



Melihat dua orang pria melakukan adegan mesra layaknya kekasih saja sudah cukup aneh, apalagi jika melihat hal itu dilakukan oleh polisi?  Err, entah apa yang ada di pikiran para polisi ini. Mungkin pekerjaan sebagai polisi memang sangat berat ya?


6. Boyband Polisi




Boyband hanya dominasi SMASH, Coboy Junior atau pria-pria Korea Selatan? Tidak lagi. Karena bahkan para polisi dengan tubuh tegap dan kekar juga ingin menjadi boyband. Dengan kostum polisi yang garang, mereka siap menghibur dan bernyanyi. Hmm, mau menyaingi Super Junior?




7. Saling Menyuapi Antar Teman



Kasus penyuapan memang sangat dilarang di instansi kepolisian. Namun aksi suap seperti ini tidak apa-apa. Karena memperlihatkan betapa anggota kepolisian itu saling membangun persahabatan yang dalam dan manis. Sungguh persahabatan yang akrab. Kamu mau disuapi juga?












02.16

Ini dia gambaran sistem pendidikan kita

Sudah jadi rahasia umum bukan jika sistem pendidikan di Indonesia masih buruk, dimana dari atas orang - orang yang berkuasa masih sempat memakan uang anggaran. Tidak dipungkiri memang, anggaran terbesar negara memang untuk pendidikan. Tapi nyatanya? masih banyak teman kita yang masih tidak terjamah nikmatnya buku pelajaran yang layak, gedung yang layak, layanan yang layak.



Sistem pendidikan kita secara tidak langsung berorientasi pada hasil bukan proses, ini menyebabkan para siswa lebih mementingkan hasil daripada bagaimana mereka berproses dan gagal, teori ini terbukti dengan adanya usaha para pelajar saat menghadapi suatu ujian, baik ujian harian sampek ujian nasional. Karena nilai menjadi standar kelulusan atau kenaikan maka mereka berusaha bagaimana mereka bisa mendapatkan nilai yang mereka harapkan, tetapi bukan dengan cara belajar sungguh2, meainkan kebanyakan menggunakan cara yang instan seperti mencotek, menulis runus dikertas kecil, dan masih banyak lagi cara untuk mendapatkan nilai.

Sebenernya hakikat dari belajar adalah memahami, mencoba, dan gagal itu adalah proses pembelajaran, pada akhirnya kita akan mendapatkan ilmunya dari proses itu. Karena sistem 'nilai' sudah seperti kutukan di negeri ini, tidak ada yang berani merubahnya. Ini berimbas pada murid dan tentunya akan berimbas pada masa depan negara kita.

Sampai kapan petinggi negara mempermainkan kita, dan tentunya sampai kapan kita sebagai pelajar tidak memberontak sistem ini dengan cara - cara yang positif? Bangsa kita menunggu jawaban ini. 
01.14