Menurut penulis, bagi yang memulai 1 Ramadhan-nya 9 Juli 2013 M yaitu Muhammadiyah dan lainnya, sedangkan bagi yang memulai 1 Ramadhan-nya 10 Juli 2013 M harus sepakat untuk mengisi bulan Ramadhan kali ini agar lebih berkualitas bagi keimanan dan menuju kepada Ketaqwaan yang paripurna dan istiqomah. Jika dahulu Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, terlepas dari keistimewaanya, juga merupakan manusia seperti manusia-manusia saat ini, maka tentu manusia-manusia saat inipun mampu menggapai hikmah seoptimal mungkin yang berada pada bulan Ramadhan. Walaupun dinamika diskusi terkait perbedaan penentuan 1 Ramadhan 1434 H memang hangat di berbagai media. Namun sangat di sayangkan, ketika penulis mengikuti suatu acara talkshow menjelang sidang itsbat pada 07 Juli 2013 M, pejabat sekelas Wakil Menteri Agama memberikan paparan yang tidak berdasar atas Muhammadiyah terkait sidang itsbat dan parameter (kriteria) yang berkembang di Indonesia.
Berikut penulis kembali ketengahkan kriteria-kriteria yang akan dibahas :
1. Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal (WH)
Kriteria hisab hakiki Wujudul Hilal (WH), dalam menentukan suatu kondisi telah masuk bulan baru memiliki 3 syarat, yaitu :
1) Telah terjadi ijtimak,
2) Ijtimak terjadi sebelum Matahari terbenam,
3) Saat Matahari terbenam, piringan atas Bulan masih berada di atas ufuk
2. Imkanur Rukyat (2-3-8) MABIMS
Untuk memasuki bulan baru ketika terjadi ijtimak, kriteria Imkanur Rukyat (IR) 2-3-8 ini memiliki syarat :
1) ketinggian minimal 2 derajat,
2) jarak bulan-matahari minimal 3 derajat, dan
3) umur bulan minimal 8 jam
3. Kriteria Imkanur Rukyat 4-6,4
Untuk memasuki bulan baru, pada saat hari ijtimak, berdasarkan kriteria ini, akan memasuki bulan baru jika :
1) Jarak Bulan-Matahari >6,40
2) Beda tinggi Bulan-Matahari > 40.
Untuk kriteria Imkanur Rukyat (IR) 4-6,4 yang digunakan Persatuan Islam (PERSIS) berikut penjelasannya :
Berdasarkan Keputusan Bersama Dewan Hisab Dan Rukyat Dan Dewan Hisbah Nomor: 005/Pp-C.1/A.3/2012 Nomor: 019/Pp-C.1/A.2/2012 Tentang Kriteria Imkanur Rukyah Persis yang memutuskan bahwa:
Pertama :
Kriteria Imkanur Rukyah harus didasarkan pada prinsip visibilitas hilal yang ilmiah, teruji dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kedua :
Kriteria Imkanur Rukyah yang dimaksud poin (1) pada saat ini adalah jika posisi bulan pada waktu ghurub (terbenam matahari) di salah satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia :
- Beda tinggi antara bulan dan matahari minimal 4 derajat, dan
- Jarak busur antara bulan dan matahari minimal sebesar 6.4 derajat
1. Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal (WH)
Kriteria hisab hakiki Wujudul Hilal (WH), dalam menentukan suatu kondisi telah masuk bulan baru memiliki 3 syarat, yaitu :
1) Telah terjadi ijtimak,
2) Ijtimak terjadi sebelum Matahari terbenam,
3) Saat Matahari terbenam, piringan atas Bulan masih berada di atas ufuk
2. Imkanur Rukyat (2-3-8) MABIMS
Untuk memasuki bulan baru ketika terjadi ijtimak, kriteria Imkanur Rukyat (IR) 2-3-8 ini memiliki syarat :
1) ketinggian minimal 2 derajat,
2) jarak bulan-matahari minimal 3 derajat, dan
3) umur bulan minimal 8 jam
3. Kriteria Imkanur Rukyat 4-6,4
Untuk memasuki bulan baru, pada saat hari ijtimak, berdasarkan kriteria ini, akan memasuki bulan baru jika :
1) Jarak Bulan-Matahari >6,40
2) Beda tinggi Bulan-Matahari > 40.
Untuk kriteria Imkanur Rukyat (IR) 4-6,4 yang digunakan Persatuan Islam (PERSIS) berikut penjelasannya :
Berdasarkan Keputusan Bersama Dewan Hisab Dan Rukyat Dan Dewan Hisbah Nomor: 005/Pp-C.1/A.3/2012 Nomor: 019/Pp-C.1/A.2/2012 Tentang Kriteria Imkanur Rukyah Persis yang memutuskan bahwa:
Pertama :
Kriteria Imkanur Rukyah harus didasarkan pada prinsip visibilitas hilal yang ilmiah, teruji dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kedua :
Kriteria Imkanur Rukyah yang dimaksud poin (1) pada saat ini adalah jika posisi bulan pada waktu ghurub (terbenam matahari) di salah satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia :
- Beda tinggi antara bulan dan matahari minimal 4 derajat, dan
- Jarak busur antara bulan dan matahari minimal sebesar 6.4 derajat
Simulasi Bulan pada 7 Agustus 2013 dengan aplikasi Starry Night Backyard saat ghurub
Data pada tanggal 07 Julli 2013 M berdasar aplikasi Mawaaqit 2001, yaitu :
Waktu Ijtimak : 04:51
Matahari Terbenam : 55:07
Azimut : 286* 18’ 21,6”
Bulan Terbenam : 18:12:27
Azimut : 279* 45’ 51,8”
Saat Matahari Terbenam :
- Umur Bulan : 13,07 Jam
- Fase Pencahayaan : 0,47 %
- Tinggi Dari Horizon : 3* 30’ 11,7”
- Azimut : 280* 17’ 5,7”
- Bright Limb : 326* 57’ 32,7”
- Elongasi : 7* 51’ 28,0”
Maka, untuk data astronomis pada tanggal 7 Juli 2013 (saat ijtimak), dapat disimpulkan bahwa :
1) Menurut Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal :
Ijtimak telah terjadi pada 7 Agustus 2013 M Pkl. 04:51 WIB, dan waktu matahari terbenam pada Pkl. 17:55:07 WIB, dan Bulan terbenam pada Pkl. 18:12:27 WIB, tinggi hilal dari horzon 3* 30’ 11,7” (sudah positif). Maka ketiga kriteria Wujudul Hilal sudah terpenuhi, sehingga 1 Syawwal 1434 H jatuh sejak Pkl. 17:55:07 tanggal 7 Agustus 2013 M, dan telah masuk Idul Fitri pada 8 Agustus 2013 M.
2) Menurut Kriteria Imkanur Rkyat 2-3-8 (MABIMS) :
Ijtimak telah terjadi pada 7 Agustus 2013 M Pkl. 04:51 WIB, dan waktu matahari terbenam pada Pkl. 17:55:07 WIB, dan Bulan terbenam pada Pkl. 18:12:27 WIB, tinggi hilal dari horzon 3* 30’ 11,7” (< 2*) dimana umur bulan 13,07 Jam dan sudut elongasi 7* 51’ 28,0”. Maka 1 Syawwal 1434 H akan masuk sejak matahari terbenam Pkl. 17:55:07 tanggal 7 Agustus 2013 M, dan telah masuk Idul Fitri pada 8 Agustus 2013 M.
3) Menurut Kriteria Imkanur Rukyat 4-6,4 (PERSIS) :
Mengingat Persatuan Islam (PERSIS) menggunakan aplikasi Accurate Time dalam menghitung, maka ; Ijtimak telah terjadi pada 7 Agustus 2013 M Pkl. 04:51 WIB, dan waktu matahari terbenam pada Pkl. 17:55:07 WIB, dan Bulan terbenam pada Pkl. 18:12:27 WIB, Beda tinggi antara bulan dan matahari (T. Relative Altitude) 04* 11' 04" (Idul Fitri pada 8 Agustus 2013 M.)
Untuk Idul Fitri 1434 H Insyaallah pada ketiga kriteria tersebut jatuh pada hari yang sama, yaitu Kamis tanggal 8 Agustus 2013 M. Namun tentu, kita tidak harus terburu-buru untuk lebih sibuk menghadapi Idul Fitri, ibadah shaum Ramadhan yang kita jalankan harus lebih optimal lagi guna meningkatnya iman dan derajat taqwa benar-benar kita raih.
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar